Sudah sangat lama aku tidak menuangkan perasaan dalam kata-kata. Seperti sudah bertahun-tahun meninggalkan suatu kebiasaan yang telah mendarahdaging di tubuhku. Selama ini aku mencoba sesuatu yang berbeda. Aku dulu berlari meminta pertolongan foto. Ya, aku berpindah menggantungkan maksudku lewat cahaya yang tertangkap dalam lensa. Kini aku kembali. Aku kembali melukiskan maksud lewat kata. Sayangnya lukisanku ini tidak indah. Bagiku. Entahlah bagi orang lain. Dulu begitu. Kini aku sadar, aku melukis bukan untuk orang lain. Aku melukis huruf itu untuk diri ini. My own self. Karena yang menilai lukisanku ada di dalam sudut itu. Yang hanya terbangun pada saat tertentu saja.
Aku mulai melakukan serangkaian tarian jari di atas persegi berlabelkan huruf. Papan kunci orang menyebutnya. Rasanya kaku. Tidak selincah dulu. Aku berhenti. Hanya sejenak. Menghela nafas. Lembut. Entah kenapa aku bergetar. Aku seperti seolah melakukan taubat. Padahal aku belum bertaubat. Ah, itu hanya karanganku saja. Lanjutkan. Aku meyakinkan diriku. Aku tidak berpikir akan melakukan tarian seperti apa. Aku tidak ingin berpikir. Aku tidak mau. Aku hanya ingin jari ini bergerak mengikuti kalimat yang didiktekan dia yang di dalam sana. Sedangkan aku hanya diam. Membiarkan dia yang di dalam sana berekspresi. Berusaha menciptakan seninya sendiri. Aku hanya tertawa. Tapi pelan. Kini tarian itu membentuk suatu komposisi kalimat. Masih tidak indah. Tapi cukup mewakili apa yang ingin disampaikan.
Ini dia. Inilah komposisi yang aku inginkan. Komposisi lukisan kata ini. Kuucapkan terima kasih pada dia yang di dalam sana. Yang akhirnya terbangun membantu jariku menari. Aku tersenyum. Akhirnya inilah waktunya. Ku amati sekali lagi. Seni yang tercipta di depan mataku itu.
Untuk Kamu yang Memunggungiku
Aku tidak menyesal mengenal jarak
Walaupun jarak membuat kau tak tahu tentangku
Aku tidak menyesal menyukai malam
Walaupun malam membuatku sakit mengingat tentangmu
Aku tidak menyesal mengenal seni
Walaupun seni membuat aku tersiksa mengenalmu
Aku tidak menyesal menyukai hitam
Walaupun hitam membuatku sendu melihatnya
Aku tidak menyesal menikmati hujan
Walaupun suara hujan membuatku merasa dekat denganmu
Aku tidak menyesal mengenal waktu
Walaupun waktu membuatku gila karenamu
Saat ini
Aku tertawa
Rasanya lepas tanpa sakit lagi
Walaupun setelah ini aku akan sakit
Tapi tak akan lama
Terima kasih karena selalu memperlihatkan punggungmu padaku
Ahahahaha
Terima kasih telah mengijinkanku menikmati bayanganmu
Terima kasih telah membuatku mengenalmu
Itu yang terbaik
Aku suka nada minor yang tercipta dari tarian jemarimu
Aku suka tuxedo hitammu
Dan aku benci dengan kakimu yang menginjak mawar itu
Terima kasih untuk memori yang kau telah sisipkan di sudut sana
Aku bahagia
(SALAM SENI DAN BAHAGIA)
Aku yang selalu menginjak bayangmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar