Selasa, 17 Desember 2013

Dataran Tinggi Dieng, Sebuah Paket Liburan yang Sempurna

Awalnya kami tidak terlalu excited dengan destinasi kali ini,
Tapi ternyata…

Pertengahan tahun lalu, saya, della, bang adib, dan koko melakukan short trip ke Dieng. Awalnya kami berniat datang tepat pada saat Dieng Culture Festival dilangsungkan, tapi setelah melalui pemikiran yang tidak terlalu penting kami memutuskan untuk meninggalkan remedial ujian, membiarkan nilai C bertengger di hasil semester kami, dan cusss… ke Dataran Tinggi Dieng!!
Berbekal travel guide book andalan, kami berangkat dari Malang ke Surabaya (10.000) menggunakan bus ekonomi, yang kemudian diteruskan ke Jogja (38.000), lalu ke Magelang (8.000), dan lanjut ke Wonosobo (15.000). Ribet? Ya memang, karena harus ganti bus 4 kali, tapi apa daya hanya itu yang bisa kami lakukan demi jalan terhemat haha. Tapi cerita belum selesai, karena kami masih harus nyari angkot dari terminal Wonosobo ke RSUD Wonosobo (2.000) untuk mendapatkan bus ke Dieng (10.000) :)
Setelah melewati jalan yang menanjak menurun lurus dan berkelok-kelok serta pemandangan seperti di kalender-kalender, sampailah kami di Dieng. Awalnya kami tidak mengerti dan tidak memiliki bayangan seperti apa Dieng itu (akibat tidak mencari di google nih), tapi kami menurut saja ketika kondektur bus-nya meneriakkan “terakhir. terakhir, Dieng, Dieng” dan menurunkan kami di pertigaan antahberantah haha. Hal pertama yang ada di kepala kami adalah CARI WARUNG, ISI PERUT, lalu SKSD DENGAN PENDUDUK LOKAL :))
Sungguh Dieng menyambut kami berempat dengan hawa dinginnya, matahari hangatnya, dan makanan murahnyaa (jugaaa enaaakkk :9)
Sembari mengelus-elus perut yang kekenyangan, kami mengobrol-ngobrol dengan pemilik warung, mencari informasi harga penginapan di sekitar sini. Berkat arahan dari pemilik warung, kami berhasil mendapatkan sebuah kamar dengan kamar mandi di dalam dan bisa dihuni untuk 4 orang seharga 125.000 (per orang 31.250). Cukup murah gak? Buat kami sih iya, makanya segera kami booking untuk 2 malam :) Kebaikan pemilik warung juga tidak hanya itu, kami juga diberi fotokopian peta lokasi tujuan wisata yang bisa dikunjungi di Dieng ini. Wah, langsung saja saya susun rute perjalanan di kota penghasil kentang terbesar di Indonesia ini :)
 
Dataran Tinggi Dieng ini terbilang unik karena termasuk dalam empat wilayah kabupaten sekaligus, yaitu Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Temanggung. Daerah ini mendapat pengaruh hindu yang cukup kuat, terbukti dengan banyaknya candi-candi yang bisa ditemukan disini walaupun letaknya terpisah-pisah jauh. Sayangnya kondisi dari candi-candi ini semakin memburuk sehingga butuh perawatan ekstra :( Pada bulan Juni setiap tahunnya, Dieng menyelenggarakan sebuah Culture Festival untuk tetap menjaga kelestarian budaya mereka. Salah satu ritual yang menarik adalah, mencukur rambut gimbal anak-anak Dieng. Hal tersebut dipercayai dapat membuang sial sang anak loh.. Hmm, anak-anak Dieng gabisa bergaya ala mbah surip dong hehe..
Di balik keindahan dan kedamaian Dieng, ternyata pernah ada sebuah bencana besar dan sejarah silam melanda tempat ini. Pada tahun 1979, Kawah Sinila, salahsatu dari banyaknya kawah yang ada di Dieng, meletus dan menelan 149 korban jiwa :( Sedih ya :’’ Tapi menurut penduduk setempat, setelah kejadian tersebut, tanah di dataran Dieng menjadi semakin subur dan produktif. Warga Dieng lalu termotivasi untuk bangkit kembali menata kehidupan di dataran tinggi ini. Selain kentang, tempat ini juga menghasilkan banyaaakk sekali jenis sayur-sayuran, makanya harga makanan berbasis sayuran di warung-warung sini SANGAT MURAH dan SANGAT ENAK! (God Bless Vegetarian haha) Jadi kalau mau hemat dan sehat, makannya nasi ama sayuran aja kalo di Dieng :)) Tidak hanya sayuran segar yang harus dinikmati ketika berada di Dieng, tapi juga manisan carica, kopi purwaceng (untuk ’stamina’), dan mie ongklok, yang merupakan panganan khas tempat ini :9 

…Dieng adalah sebuah paket destinasi yang SEMPURNA
Wisata budaya dengan penduduk lokal, sejarah, dan candinya, wisata alam dengan hawa dingin, bukit-bukit, dan kawah-kawahnya, serta wisata kuliner dengan sayuran lezatnya.
Nyamm and brrrrr.

Hal-hal yang jangan sampai dilewatkan ketika mengunjungi Dataran Tinggi Dieng
  1. Kalau ingin berkunjung ke Dieng ketika Culture Festival berlangsung, jangan lupa untuk memesan penginapan jauh-jauh hari sebelumnya, karena kalau tidak, niscaya akan kehabisan.
  2. Kalau punya cukup kekuatan dan kepercayaan diri, selama di Dieng tidak perlu menyewa motor atau mobil. Selain mengurangi polusi dan budget, tempat-tempat di Dieng mudah untuk dijangkau dengan berjalan kaki atau dengan menumpang pada mobil dan truk sayur yang melintas. GRATIS, BAYAR PAKE SENYUM DAN TERIMAKASIH SAJA!
  3. JANGAN PERNAH MELEWATKAN TREKKING KE BUKIT SIKUNIR DAN MENYAKSIKAN GOLDEN SUNRISENYA, karena itu adalah yang terbaik dan terindah dari semua yang paling baik dan paling indah di Dieng hahaha waktu itu kami berjalan kaki sejauh 7km dari penginapan ke desa sembungan pada dini hari lalu trekking 300m ke puncak bukit. psstt..pas turun biasanya ada yang nagihin tiket masuk ke bukit sikunir, bayarnya 3.000 aja ya.
  4. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai sejarah Dieng, silahkan mengunjungi Museum Dieng yang terletak di dekat Candi Arjuna, bayarnya 5.000 aja kok, udah plus film sejarah loh :) Selain itu juga ada Dieng Plateu Theatre loh yang nampilin film mengenai budaya dan kehidupan penduduk Dieng, HTMnya cukup 4.000 saja :)
  5. Siapin duit 6.000 untuk masuk ke telaga warna, tapi kalau mau mendatangi lagi keesokan harinya udah gausah bayar lagi haha
  6. Bila Kawah Sileri gratis tidak berbayar, Kawah Sikidang mengharuskan pengunjung membayar 10.000 jika ingin berkunjung.
  7. Kami berempat meng-endorse warung makan Mbak Mien dan Mbak Yati sebagai The Best Waroeng with Amazing Taste and Price (lebay)
  8. Dieng juga bisa di akses melalui kota Semarang, dengan rute Semarang-Secang-Wonosobo-Dieng
  9. JANGAN LUPA BAWA BAJU HANGAT DAN COAT LUCU KALIAN BUAT FOTO-FOTO ALA MUSIM DINGIN! ;) ;)













photo taken by canon eos 60D
Special thanks bust travel mates demi domba-domba dieng
mwah :*

Selasa, 10 Desember 2013

Maha Perjalanan, Mahameru!

Walaupun sudah pernah berkunjung sebelumnya, tapi tetap saja saya tidak bisa berhenti mengagumi keindahan semeru. Tersohor sebagai puncak tertinggi di pulau jawa, semeru menyuguhkan pemandangan lanskap yang heterogen, mulai dari hutan tropis, hutan cemara, savanna, dan danau.


Gunung Semeru merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dengan Mahameru sebagai puncak tertingginya yang berada pada ketinggian 3.676 mdpl. Pendakian ke semeru bisa dilakukan dalam waktu 3 hari untuk sampai ke puncak. Diperlukan fisik yang kuat tentunya untuk bisa melakukan pendakian ini :) Malang adalah kota yang paling sering dijadikan sebagai start point oleh para pendaki Semeru. Dari kota Malang, kita harus menuju Tumpang untuk memperoleh jeep atau truk ke Ranu Pane, desa terakhir sebelum pendakian ke semeru dimulai. Di Ranu Pane, setiap pendaki harus mengurus surat ijin pendakian dengan mengisi formulir dan menyerahkan fotokopi KTP beserta surat kesehatan pada petugas di pos pendakian gunung semeru. 


Selama 4 jam, kita akan melewati trek pendakian yang cukup menguras tenaga untuk mencapai Ranu Kumbolo. Di Ranu Kumbolo inilah biasanya para pendaki beristirahat mengembalikan stamina sebelum melanjutkan perjalanan ke pos selanjutnya. Biasanya juga banyak yang memilih untuk tinggal bersantai-santai saja di Ranu Kumbolo dan tidak melanjutkan perjalanan :) 
Beberapa tahun yang lalu Ranu Kumbolo belum seramai sekarang. Namun semenjak film 5 Cm yang mengambil lokasi syuting di tempat ini populer, Mahameru dan Ranu Kumbolo juga semakin banyak dijajaki pengunjung. Akibatnya vegetasi rumput di sekitar danau lumayan banyak yang rusak, beberapa sudut danau dan areal perkemahan juga menjadi lebih kotor, khususnya dengan ehmm, 'sampah biologis' :(( Sangat disayangkan memang, tetapi kita hanya bisa saling mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan Ranu Kumbolo.




Perjalanan kemudian diteruskan dengan mendaki Bukit Cinta yang sangat terjal. Mitosnya, jika kita mendaki bukit tersebut dengan terus menatap ke depan dan tidak menoleh ke belakang sama sekali sambil memikirkan orang yang kita sukai, maka perasaan kita ke orang itu akan terbalas :)) Di balik bukit cinta, kita akan disuguhi pemandangan yang luar biasa indah lagi yaitu Oro-oro Ombo. Pada musim kemarau, padang rumput ini akan berwarna kuning, sedangkan pada musim hujan akan berwarna ungu karena dipenuhi oleh bunga-bunga semacam lavender yang bermekaran. 
Di ujung trek Oro-oro Ombo, kita akan memasuki areal hutan cemara atau Cemoro Kandang. Sebaiknya jangan sampai kemaleman di wilayah Cemoro Kandang ini, karena akan mudah untuk tersesat dalam perjalanan. Setelah 5 jam perjalanan dari Ranu Kumbolo dan melewati Oro-oro Ombo serta Cemoro Kandang,  kita akan tiba di pos Kalimati. Di Kalimati, kita bisa beristirahat sebelum keesokan harinya memulai summit attack ke puncak Mahameru. Beberapa pendaki juga ada yang memilih untuk melanjutkan ke Arcopodo, 2 jam perjalanan dari Kalimati. Hanya saja, jika di Arcopodo walaupun lebih dekat ke Puncak, tidak ada sumber air di dekat areal perkemahan.


Summit attack ke Puncak Mahameru dilakukan pada dini hari. Jika dimulai dari Kalimati, pendaki biasanya berangkat pada pukul 12 dini hari. Perjalanan selama 6 jam menuju puncak akan menjadi yang terberat dari perjalanan hari-hari sebelumnya. Kita harus sangat berhati-hati terutama jika melewati Arcopodo yang merupakan tebing dengan penanjakan yang cukup curam. Setelah melewati Arcopodo kita akan mendaki ke puncak dengan medan bebatuan dan pasir. Tapi semua kelelahan akan terbayar jika kita telah sampai di Puncak Mahameru :) Ingin tahu rasanya seperti apa? Bahkan saya tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Dakilah Mahameru, lihatlah, dan rasakanlah sendiri :)


Selamat datang di tempat dengan keindahan yang tiada tara, Mahameru.

photo : kodak colorplus asa 200, yashica fx3 super 2000, sunrise mahameru by canon eos 60D

Sabtu, 07 Desember 2013

Akhirnya, Mahameru!

11-14 Oktober 2013
Malang-Tumpang-Cambangan-Ranu Pane-Ranu Kumbolo-Kalimati-Mahameru-Ranu Kumbolo-Ranu Pane-Cambangan-Tumpang-Malang










26 jam berjalan kaki
dengan beban di pundak
dan rasa haru di dada
terimakasih semeru
atas memori ini

Minggu, 06 Oktober 2013

tea garden






kalo kencan gak motret, gak afdol dong hehe
kalo foto kencan gak dipost di blog, gak PDA dong hehe

*Public Display Art :P

kamera : yashica fx3 super
film : fuji superia asa 200

Minggu, 15 September 2013

sebuah invitasi biasa


ini adalah invitasi biasa tapi dahsyat. seseorang diantara kita mengajak untuk berkumpul lagi dan mengobrol lebih banyak, tentunya dilakukan di sore hari dengan secangkir kopi dan mungkin juga beberapa batang rokok. sebuah pertemuan untuk membicarakan rencana-rencana muluk selanjutnya yang selalu saja terlaksana jauh dari prediksi. dan sekali lagi, mari kita membuat memori baru bersama.


*photo : yashica fx3 kodak proimage exp. 

A Gift Pack from Nenek

menyenangkan sekali bisa pulang lagi ke rumah nenek di kampung. haha saya sudah lama sekali ingin memulai postingan kali ini dengan kalimat pembuka seperti tadi, hmm mungkin terpengaruh oleh beberapa kisah klasik anak-anak yg sedang saya baca akhir-akhir ini :)
disini inilah, dulu saya dibesarkan, di sebuah kampung yang jauh dari kota besar tapi dekat dari laut. tinggal di sebuah rumah panggung bersama kakek dan nenek serta ayam-ayam di kolong rumahnya. hey kalo bisa dianalogikan, mungkin kisah saya sedikit mirip dengan kisah Heidi :P
pulang ke rumah ini memberi rasa nyaman tersendiri, saya jadi malas keluar rumah rasanya. ingin bermalas-malasan sepanjang hari, makan masakan nenek, berkunjung ke kebun belakang rumah dimana makam kakek juga berada disana, hmm, dulu sewaktu kecil saya sering memanjati dahan-dahan pohon coklat di kebun, atau membersihkan daun-daun yang berguguran dari pohon nangka. Oh iya, mengawinkan salak jantan dan salak betina juga menyenangkan :) sayangnya buahnya tidak selalu menjadi milik kita karena babi hutan kadang merampasnya :( atau menghampiri nenek yang setiap sore mengecek pohon-pohon pisangnya. jika bosan bermain di kebun, saya lebih memilih duduk-duduk di kolong rumah, bermain dengan anak-anak ayam yang menggemaskan, atau bermain permainan tradisional lainnya. dulu saya tidak begitu suka bermain dengan anak-anak lainnya, kadang mereka ke lapangan bermain layangan, atau ke permandian air tawar di desa kami, atau laut yang terletak hanya beberapa ratus meter saja. haha dulu saya terlalu sibuk dengan tidur siang, menunggu acara di tv, menghabiskan waktu di kebun, bermain dengan ayam, membaca buku-buku, dan permainan-permainan individualis lainnya. oh iya lupa, saya juga sibuk dengan les bahasa inggris, tambahan pelajaran, dan les keyboard (yang tidak lama lalu saya tinggalkan karena membosankan). 




tidak banyak yang berubah dari rumah ini dan sekitarnya, tanaman-tanaman bunga yang dulu saya tanam dari kecil semakin rimbun tumbuh tidak beraturan, ya dulu saya suka bercocok tanam. pohon mangga, salak, pisang, coklat, dan kelapa nenek juga semakin tidak produktif. jumlah ayam nenek juga ya segitu terus, tidak pernah lebih dari 10 ekor, kasus kematian anak-anaknya juga sama saja dari dulu, kadang dimakan biawak, ular, atau sakit. tanah pun masih gersang dan retak-retak, hanya rumput liar yang mampu bertahan. tempat ini seperti dilanda musim kemarau berkepanjangan.




pantai yang di dekat rumah itu telah berubah. pengunjungnya banyak sekarang, masuknya pun berbayar. padahal infrastrukturnya payah sekali menurutku. pasinya pun tidak putih, airnya kotor, banyak bakau yang entah tumbuh sendiri atau ditumbuhkan di tepiannya. siapa yang ingin berenang di laut yang penuh bakau. tetapi saya menemukan hal lain yang menarik, di seberang pantai, di bawah jurang yang tertutupi rimbunan pohon bambu, ada air terjun musiman. maksudnya airnya akan mengalir jika sungai diatasnya tidak kering. jika musim kemarau tiba, tempat ini hanya seperti celah jurang biasa yang penuh dengan sampah ranting dan dedaunan.




semoga akan selalu ada waktu untuk pulang kesini lagi seperti biasanya. dan hal-hal yang tidak berubah seperti sekarang, mungkin sebaiknya memang tetap seperti itu saja, agar kenangan-kenangan rasanya tetap terasa hidup :)
melankolis sekali hahaha
ayo pulang ke kampung tahun depan.


*photo taken by yashica fx3 with kodak proimage expired

Jumat, 26 Juli 2013

Good Morning from Ubud, Bali






Pagi itu adalah hari terakhir saya di Bali dan saya tidak ingin melewatkan keistimewaan wilayah Ubud yang memiliki segala hal yang sanggup membuat orang berlama-lama lalu rindu untuk berlibur disana. Ketika kamu penat dengan segala kemacetan Denpasar, rasa panas dan gerah Seminyak atau hingarbingar Legian kuta, saran saya, sewalah kendaraan bermotor, gunakan gps ke arah utara pulau bali, dan temukanlah sebutir kedamaian yang sejuk di daerah Ubud. Ketika alam dan budaya menyatu harmonis bersama masyarakat yang bergotong royong melestarikannya, saat itulah ketenangan dan kepuasan akan liburan tercipta.
Selamat pagi, Ubud. 

Rabu, 17 Juli 2013

Goa Cina : Malang's Sea Side






Malang tidak hanya terkenal dengan kota Batu atau wisata sejarahnya saja. Ternyata di Kabupaten Malang masih banyak sekali pantai-pantai yang penuh dengan eksotisme dan belum terjamah wisatawan, salahsatunya adalah pantai goa cina yang terletak di wilayah malang selatan. Apabila kamu pernah mengunjungi pulau sempu atau pantai sendang biru, maka kamu dengan (sedikit) lebih mudah dapat menemukannya. Pantai goa cina menghadap langsung ke samudera hindia, jadi sangat berbahaya untuk berenang jauh dari bibir pantai. Pantai ini lebih sepi dari pengunjung dibandingkan pantai sendang biru, pulau sempu, atau pantai balekambang karena akses menuju pantai ini masih terbilang susah. Walaupun belum ada penginapan atau resort, pengunjung dapat berkemah di sekitar areal pantai. Mushola dan kamar mandi umum untuk pengunjung juga telah disediakan oleh warga setempat. Untuk masuk ke kawasan goa cina, kalian akan dikenai biaya 5ribu rupiah per orang. Cukup murah untuk sebuah kemewahan alam seperti ini :)
Selamat berlibur!

Jumat, 12 Juli 2013

MONO



the ocean isn't always blue
the sand isn't always white
the sun isn't always light
they can be black, grey, and dark
the life isn't always colorful
it can be just monochrome, only.

Rabu, 10 Juli 2013

Short but Sweet Escape to Papuma Cape

voilaa.. akhirnya saya nulis lagi di blog ini setelah vakum berbulan-bulan :(
saya akan sedikit beer-bagi cerita buat kalian yang pengen melarikan diri dari hirukpikuk dunia luar ke tempat yang maha santai yaitu pantai :D
apalagi buat kalian yg domisili jawa timur nih ya, pengen ke pantai bagus, murah, dan deket, ga perlu ke bali, cukup ke Kab. Jember saja. Dan, yeay, Selamat Datang di Tanjung Papuma!!!

Untuk mencapai kota jember, bisa menggunakan kereta api atau bus, well connected kok sama kota-kota lain di jawa timur :) Saat di jember saya dan teman saya sempat nginep di sebuah hotel yang terletak tidak begitu jauh dari stasiun kota, namanya hotel nusantara. Harga nginep di hotelnya pun bervariasi tergantung fasilitasnya. Kami akhirnya memilih yang paling murah, 35ribu sajalah per room per night :) Besoknya kami langsung ciao ke tanjung papuma, berbekal nanya-nanya ke orang-orang sekitar, kita harus ke sub terminal Ajung, naik minibus dulu sebelum ke hop point tanjung papuma di Ambulu. Biasanya sih dari ambulu kita harus naik ojek ke Tanjung Papumanya. Tapi kita juga bisa kok nawar ke supir angkot dari Ajung tadi supaya dianterin ke pintu masuk Tanjung Papuma (tentunya bayarnya lebih).
Tanjung Papuma ini terletak sekian km lah dari pusat kota jember, ga begitu jauh, kalau naik motor agak ngebut mungkin hanya 30 menit perjalanan, kalau naik angkutan umum sih yaa paling 1jam lah. FYI, angkutan di jember woleesss banget soalnya, ngetemnya woles, pas udah jalan juga masih aja woles. Dinikmatin aja, kan lagi liburan hehe. Di pintu gerbang Tanjung Papuma, pengunjung diharuskan membayar biaya 10ribu per orang. Nah dari pintu gerbang ini, kita harus masuk (baca: melewati tanjakan curam) sejauh sekitar 1km sebelum mencapai areal pantai.
Di Tanjung Papuma terdapat dua areal pantai yaitu pantai pasir putih dan pantai malikan. Pantai pasir putih ini banyak nelayannya, kalo pantai malikan ombaknya lebih wooff..mengerikan :P Kalau mau menikmati sunrise di pantai pasir putih, kalau menikmati sunset silahkan ke pantai malikan :) both of them have a breathtaking view kok.

 pantai malikan

sunrise di pantai pasir putih 

lalu lalu, fasilitas di Tanjung Papuma juga sudah sangat memadai. Jangan khawatir kalian kesini sekedar mampir atau nginap, ala backpacker atau liburan keluarga, semuanya komplitplitplit. Mushola, kamar mandi dan toilet umum, pendopo, bale-bale buat istirahat, warung makan, penginapan, sampai peralatan buat outbond juga ada loh. Penginapan disini harganya variatif, yang paling murah itu sekitar 200rb. Tapi kalo misalnya ngegembel gitu, nginep di mushola semalam aja gapapa, atau nginep di warung-warung warga ;) tapi kalo mau agak nyaman dikit, disana ada penyewaan tenda dan kelengkapannya cukup 75ribu perhari. Lengkap kan?

Ternyata yang indah di Tanjung Papuma bukan cuma pantainya saja. Jalan menuju Tanjung Papuma juga bisa dibilang unik nan indah loh. Sebelum mencapai gerbang masuk tanjung, kita akan melewati hutan-hutan jati, yang saat musim kemarau bakalan meranggas. Oke banget disinggahin sekedar buat foto-foto hehe

 hutan jati yang meranggas

tanjung papuma-pantai pasir putih (view dari tanjakan)

jadi jangan mikir lama-lama, mumpung sekarang lagi liburan, musim kemarau udah tiba, saatnya mengemasi backpack mu, dan selamat menikmati indahnya pantai :)



*all photos taken by canon eos 60D